Monday, August 11, 2008

Makan pagi di rumahku

Ketika orang tuaku datang berkunjung, ibu bertanya kepadaku kenapa tidak pernah ada sarapan tersedia di meja makan. Beliau meminta pertanggung jawabanku sebagai seorang ibu, istri, dan ratu rumah kenapa aku tidak menyiapkan makan pagi untuk anggota keluargaku.

Jawabannya mudah saja; karena memang anggota keluargaku tidak suka makan sarapan yang aku buat untuk mereka. Bukannya aku sama sekali tidak pernah menyiapkan sarapan untuk keluargaku. Untuk anakku, sebagai seorang ibu, tentu aku selalu mencoba untuk memberikan dan menyiapkan makan pagi yang bergizi dan sehat untuknya, karena bagiku, makan pagi paling penting untuk memberikan energi yang cukup untuk melakukan aktifitas sepanjang hari.Tetapi, aku sudah capek hati karena setiap kali aku menyiapkan sarapan, selalu saja aku sendiri yang pada akhirnya menghabiskan semuanya.
Di rumahku aku selalu memastikan ada persediaan makanan untuk makan pagi yang sehat dan bergizi tinggi tanpa MSG, seperti: hash brown, roti gandum, keju, selai rasa buah beraneka rasa, coklat meses, coklat selai, cereal/oatmeal berbagai rasa lengkap dengan pernak perniknya seperti biji bunga matahari, kismis, apricot kering, dan teman-temannya, ada juga bihun/mie/nasi yang bisa digoreng atau dibuat sup karena aku punya banyak kelengkapannya seperti sosis, daging, tuna, dan sayur mayurnya. Untuk minuman: ada teh hijau, ada teh lipton, ada susu (susu segar dan susu coklat), ada kopi juga.
Buah-buahan segar pun tersedia lengkap: ada pepaya, ada pisang, ada jeruk, ada mangga, dan sebagainya. Buah-buahan kering pun juga tersedia.
Aku juga mencoba menyediakan makan pagi English breakfast or American breakfast.

Tetapi sayangnya, suamiku dibesarkan dengan selalu membeli sarapan di luar. Jadi, meskipun disiapkan sarapan yang sama persis (tanpa MSG) dengan yang dibelinya di luar, tetap saja tak disentuh sampai sarapannya jadi dingin dan tidak enak lagi dimakan, karena, kalau pagi-pagi belum keluar untuk makan mie yang pakai banyak MSG, belum sarapan namanya. Kalau tidak pakai MSG tidak afdol makananannya. D'oh sedih banget rasanya tiap kali ribut masalah MSG.

Sayangnya juga, anakku itu picky eater. Setiap kali mau sarapan, lebih baik aku tanya dulu dia mau makan apa karena kalau tidak, percuma saja dia tidak akan menyentuh makanan tersebut. Meskipun dia sudah memberikan jawaban mau makan apa, tetap saja, banyak makanan terbuang percuma karena anakku bisa tiba-tiba mengganti seleranya.

Sementara pembantuku juga sama saja. Aku selalu memberi kebebasan kepadanya untuk memakan apapun yang ada di rumahku tetapi yang selalu habis duluan adalah mie instant.

Jadi ya untuk apa aku capek-capek dan pusing-pusing menyiapkan makan pagi kalau setiap anggota keluargaku sudah punya kebiasaan makan pagi sendiri. Lebih baik aku siapkan makan pagi untuk diriku sendiri saja. Berhubung sekarang aku lagi hamil, jadi aku tidak bisa makan sembarangan lagipula, aku dibesarkan untuk selalu makan pagi di rumah. Lebih bersih, lebih sehat, dan lebih hemat.

No comments: